Ujian Nasional Bikin Galau

Sebelomnya gue akan menjelaskan dengan benar apa yang dimaksud dengan Ujian Nasional, (UN) biasa disingkat atau UNAS (Ujian Nasional), yaitu sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dan sebagai bentuk evaluasi penyelenggara pendidikan di Indonesia kepada pihak-pihak berkepentingan.
Terus lanjut, tujuan diadakannya Ujian Nasional menurut keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/U/2013 Pasal 2 yaitu:
  1. Mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
  2. Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah.
  3. Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan secara nasional kepada masyarakat.
Lalu ada Pro dan Kontra terhadap adanya Ujian Nasional.

Ini dia yang Pro terhadap adanya Ujian Nasional:
  1. Ujian Nasional sebagai pemacu semangat belajar.
  2. Hasil Ujian Nasional sebagai tolak ukur pemerintah.
Ini dia yang Kontra terhadap adanya Ujian Nasional:
  1. UN dianggap tidak sesuai dengan reformasi pembelajaran.
  2. UN sering dimanfaatkan untuk kepentingan lain.
  3. UN dianggap bentuk Ketidakadilan.
Sebelom gue cerita banyak tentang Ujian Nasional, sekarang gue ini udah kuliah di semester 2 dan gue udah mengikuti UN dari SD-SMP-SMK jadi gue tau apa hal postif UN dan hal negatif UN, apalagi UN dari tahun gue ikut UN terakhir kali yang sistem nya 20 paket jadi dalam 1 kelas itu jarang ada soal yang sama antara 1 murid dengan murid yang lain, itu sangat amat menyulitkan siswa. Dulu aja pas gue SMP sistem UN nya kalo gak salah sistem soalnya A,B,C,D jadi kalo mau nyontek harus kepalanya harus nyerong demi mencocokan jawaban gue dan jawaban temen gue. Tapi kalo prosesnya sistem 20 paket gak bakal bisa mencocokan jawabannya ke temen lu kalo bisa juga lama nyarinya dan membutuhkan waktu lama, katanya UN tahun 2014 sama kayak dulu gue UN 20 paket, nah loh semoga aja tekhnik mencocokan jawaban lu sama temen lu yang pintar di kelas bisa dipercepat sehingga nggak dikejar-kejar waktu. Good Luck buat siswa yang mau ngejalanin Ujian Nasional.

Sebenernya kata-kata yang mana sih?? Takut Tidak Lulus Ujian Nasional Apa kata-katanya udah bener?? Atau bisa saja kata-katanya bisa diubah seperti ini:
Ujian Nasional 2013

"Tidak Takut Lulus Ujian Nasional", atau


" Tidak Takut Tidak Lulus Ujian Nasional" , atau

"Tidak Ujian Nasiona, Takut" , atau

"Tidak Lulus, Takut Ujian Nasional" , atau

"Tidak Lulus Ujian, Tidak Nasional" atau lainnya.

Sebenernya yang tidak takut lulus Ujian Nasional siapa?
  • Siswanya ?
  • Orang tuanya ?
  • Kepala Sekolah ?
  • Kepala Dinas ?
  • Pak Bupati ?
  • Pak Gubernur ?
  • ....................... Siapa lagi yah?
 Rasanya semuanya ingin sukses melewati Ujian Nasional. Sukses sering digambarkan dengan per- olehan angka-angka. Angka yang paling tertinggi dianggap lulus dan sukses.
  
1. Siswa, tentu sangat ingin memperoleh nilai yang baik. Caranya:
  •  Cara postif : belajar lebih giat, mengikuti les atau bimbel diluar pelajaran sekolah, banyak ber- doa, dan lain-lain.
  • Cara negatif : cari bocoran jawaban, bawa hp untuk smsan dll, minta tolong ke teman yang pintar untu menulis jawaban di WC.
2. Orang tua, tentu amat sangat ingin putra dan putrinya memperoleh nilai baik. Caranya:
  • Cara postif : menunggui dan memantau belajar anak, membiayai anaknya agar ikut les atau bimbel diluar jam pelajaran sekolah, banyak berdoa untuk anaknya, dan lain-lain.
  • Cara negatif : sepertinya tidak ada.
3. Guru Mata Pelajaran, terutama guru mata pelajaran UN
  • Cara positif : pada umumnya guru memiliki idealisme tinggi yaitu mengajar siswanya dengan baik agar siswanya sejak kelas 7, melakukan remedi pada tiap KD sehingga pemahaman anak benar-benar tuntas. Ini memudahkan guru kelas 9 tinggal mengingatnya kembali.
  • Cara negatif : pelajaran semester 5 dan 6 diselesaikan dalam semester 5 saja sedangkan pada semester 6 hanya untuk latihan soal saja, mengajarkan pelajaran hanya berpatokan SKL UN saja, menasehati siswa dan siswinya saling mencontek jawaban, dll.
4. Kepala Sekolah, adalah penentu warna kegiatan di sekolah, mau dibuat seperi apa saja, mau postif saja, postif dan negatif, dialah penentunya.
Umumnya keinginan dari kepala sekolah adalah:
  • Ingin semua siswanya lulus.
  • Ingin peringkat perolehan nilainya tinggi, naik setiap tahunnya
dan dua keinginan dasar itu menimbulkan cara-cara juga: 
 
1. Cara positif :
  • memantau secara terus menerus KBM sejak kelas awal , jika di SMP sejak kelas 7
  • mendorong dan memantau kegiatan remidi dan ketuntasan pembelajaran
  • membuat program terencana dan terpadu sukses UN tingkat sekolah yang melibatkan semua unsur sekolah
  • menyediakan dana yang cukup untuk sukses UN seperti pengadaan sumber belajar, honor tentor dalam dan luar untuk tambahan pelajaran sore, uji coba UN dari out sourcing
  • menambah kegiatan rohaniah sejak awal kelas 9 dan kontinyu
  • datang paling awal dan pulang paling akhir di sekolah, untuk mendorong semua unsur agar tetap memiliki semangat yang tinggi. Jika KS tidak disiplin, datang siang pulang awal, sangat sering pergi, jangan harap bawahannya bisa disiplin.
2. Cara negatif ( jangan lakukan )
biasanya KS (segelintir saja ) adalah orang yang paling takut kalau siswanya tidak lulus, sehingga segelintir KS sering membuat kebijakan-kebijakan negatif seperti :
  • meminta materi KBM UN kelas 9 diselesaikan pada semester 5 saja , semester 6 untuk latihan soal soal
  • meminta panitia dalam pembuatan nominasi ujian untuk menyebar anak-anak yang pintar pada tiap tiap ruang, sehingga tiap ruang ada anak pintarnya
  • dan kebijakan lain yang tak pantas ditulis di sini .....
sedangkan untuk yth. Kepala Dinas ,Pak Bupati, Pak Gubernur, UN sebaiknya jangan dijadikan untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Jika beliau berkata "peringkat UN daerah kita tahun ini masih rendah, ......." maka bawahannya akan berusaha dengan banyak cara mungkin positif mungkin negatif.

Dan untuk Pak Menteri Pendidikan, untuk tahun tahun depan mohon dibuat sistem yang lebih sederhana dalam UN. jika masih rumit seperti sekarang, terlalu banya energi untuk menyiapkannya, KBM dikelas 9 menjadi tidak wajar lagi.

Ingat pendidikan untuk mengolah

  • Akhlak
  • Logika
  • Rasa dan
  • Ketrampilan


Kegiatan UN yang memakan banyak energi dan biaya di sekolah. tapi kalo menurut gue Ujian Nasional tuh nggak perlu wajib diikuti oleh siswa. Gue berpendapat simple aja sih, sekarang gini aja belajar, ngerjain tugas individu, tugas kelompok, ikut les bimbel dll tapi cara tau siswanya lulus atau tidak lulusnya hanya ditentukan oleh 2 jam, kerapihan membulatkan jawaban di Lembar Jawaban Komputer (LJK), pensil 2B, penghapus 2B yang ORI  dll. Tapi Kkalo ada siswa yang bener-bener pinter nilai ulangan umum, nilai Try Out, selalu dapet rangking di kelasnya, tapi saat Ujian Nasional bagian tubuh yang terpenting untuk dipake buat ngebuletin LJ itu beberapa hari lalu terjadi kecelakaan pada siswa yang pintar itu, kan jadinya siswa itu tidak bisa ikut Ujian Nasional. Kalo
menurut gue lagi Ujian Nasional itu kayak ikutan Uji Nyali ditempatkan di suatu ruangan, sekarang kan beberapa sekolah sebelom Ujian Nasional ruangannya di pasang CCTV agar bisa memantau apa yang terjadi di dalam ruangan itu lalu kalo peserta Uji Nyali itu sebelom masuk ke ruangan Uji Nyali peserta hanya boleh membawa peralatan seperti lilin dan senter, tapi kalo peserta Ujian Nasional peserta hanya boleh membawa pensil 2B penghapus 2B dan penggaris untuk ngebuletin LJK. Tapi kalo peserta Uji Nyali dan Ujian Nasional itu nyerah ngadepin apa yang di depan mereka bisa melambaikan tangan ke CCTV.







    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Curva Sud vs Curva Nord

Anak muda jaman sekarang part 2

Perjalanan Der Panzer di Piala Dunia 2014 Brazil