Sejarah Pippo Inzaghi
Fillipo Inzaghi adalah seorang pemain sepak bola
Italy yang lahir di Piacenza, 9 Agustus 1973. Dan berposisi sebagai
penyerang. Julukannya adalah Pippo atau “Super pippo”. Saat ini ia sudah
pensiun dan menjadi pelatih di tim junior, Primavera Milan (Allievi
Nazionali). Inzaghi adalah pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah
kompetisi Eropa, yakni sebanyak 70 gol, sebelum rekornya disamai oleh
Raúl González. Inzaghi juga menjadi pencetak gol terbanyak untuk AC
Milan di kompetisi internasional dengan 43 gol, dan pemain yang paling
sering mencetak Hattrick di pentas Serie A, yakni sebanyak 10 kali, dan
di Liga Champions sebanyak 3 kali (Sama dengan Michael Owen). Inzaghi
juga satu-satunya penyerang yang bisa mencetak gol di semua kompetisi
yang diikuti oleh klub dari eropa, setelah dua gol yang ia sarangkan ke
gawang Boca Juniors pada final Piala Dunia Antar klub tahun 2007. Adiknya, Simone Inzaghi, juga adalah seorang pemain sepak bola profesional.
Karier Klub

Juventus
Setelah
musim yang hebat bersama Atalanta, dia kembali dan menyadari bahwa
tidak ada tempat untuknya di Parma. Ia pun menuju klub keenamnya dalam
tujuh tahun terakhir, Juventus yang membelinya seharga 25 juta Euro. Disini ia memiliki tandem hebat, Alessandro Del Piero yang membuat duet mereka dijuluki Del-Pippo dan Zinedine Zidane
berada di belakang mereka. Di musim ini, ia mencetak 18 gol dari 31
pertandingan di liga dan menjadi penentu Scudetto Juventus lewat
hattrick nya ke gawang Bologna. Sayangnya, di final Liga Champions
mereka harus menyerah 0-1 dari Real Madrid. Selama di Juventus, Inzaghi
menjadi pemain pertama yang mencetak 2 Hattrick di Liga Champions ke
gawang Dinamo Kiev dan Hamburg SV.
AC MILAN
Setelah
4 musim bersama Juventus dengan torehan 89 gol dari 165 partai, Inzaghi
tersingkir oleh David Trézéguet. Lalu pelatih Milan, Fatih Terim
menyelamatkan kariernya dengan membelinya dengan transfer sebesar 45
juta Euro plus Christian
Zenoni pada bursa transfer musim 2001/2002. Pihak manajemen Juventus
mengumumkan penjualan Inzaghi memberikan profit 31 Juta Euro bagi
mereka. Namun pada musim tersebut, Inzaghi cedera dan absen hampir
setengah musim. Hanya 10 gol yang ia cetak, dan Milan tersingkir di
Piala UEFA. Musim 2002-2003 adalah musim yang baik untuk Super Pippo,
selain karena Milan menjuarai Liga Champions dan Piala Italia, ia juga
menorehkan rekor dengan menjadi pemain pertama yang mencetak 3 kali
hattrick di Liga Champions. Terasa lebih spesial lagi karena Inzaghi
mengalahkan bekas klubnya, Juventus, di partai final. Ia dan tandemnya, Andriy Shevchenko adalah
duet yang disegani. Inzaghi sendiri mencetak 30 gol di semua kompetisi
musim tersebut. Dua musim setelahnya, Inzaghi lebih banyak berkutat
dengan cedera. Namun ketika pulih, ia tak butuh waktu lama
untuk kembali mencetak gol. Di Serie A ia berhasil menjaringkan bola 12
kali dalam 23 pertandingan, dan 4 gol dalam lima partainya di Liga
Champions. Tahun berikutnya, Inzaghi ikut berperan mengantar Milan
menjuarai Liga Champions dengan mengalahkan Liverpool dengan skor 2-1.
Ia mencetak 2 gol penentu. Setelah pertandingan ia berkata : “Saya
bermimpi mencetak dua gol pada partai final. Dan dua gol yang saya
cetak kemarin malam adalah hal yang paling penting dalam hidup saya. Ini
adalah pertandingan yang tidak akan terlupakan. (Pertandingan) Ini
adalah sesuatu yang akan ada selama hidup saya dan dua gol di final ini
berbicara dengan sendirinya.” Kemenangan itu sekaligus
membalas kekalahan Milan pada musim 2004-2005, dimana Liverpool menjadi
juara melalui adu penalti setelah 90 menit skor sama kuat 3-3. Pada
final di Stadion Olimpiade Atatürk di Istanbul itu Inzaghi tidak bermain
karena cedera. Karena menjuarai Liga Champions, Milan berhak tampil di
ajang Piala Super Eropa musim
berikutnya, dan Inzaghi mencetak gol yang menyamakan
kedudukan ketika
menghadapi Sevilla, dan akhirnya unggul dengan skor akhir 3-1. Inzaghi
pun menutup tahun 2007 dengan dua gol nya ke gawang Boca Juniors pada
final Piala Dunia Antar klub, Milan menang 4-2 sekaligus membalas
kekalahan pada tahun 2003. Setelah itu, ia yang tadinya kehilangan
naluri mencetak golnya karena cedera mulai menemukan bentuk
permainannya. Dalam 15 partai terakhir Serie A, Inzaghi mencetak 11 gol.
Walaupun tampil baik, itu belum cukup meyakinkan pelatih Italia Roberto
Donadoni untuk memanggilnya ke EURO 2008. Pada 8 Maret 2009, Inzaghi
kembali mencetak hattrick ketika menghadapi Torino, yang membuatnya
menjadi pemain sepakbola yang paling sering mencetak hattrick di Serie A
selama 25 tahun terakhir (10 kali). Ia berada di atas Giuseppe Signori
(9), Hernán Crespo (8), Roberto Baggio,
Marco van Basten, Gabriel Batistuta, Abel Balbo, Vincenzo Montella (7),
and David Trézéguet (6). Inzaghi membukukan satu Hattrick untuk
Atalanta, empat untuk Juventus, dan lima untuk Milan. Pada musim ini
juga ia mencetak gol nya yang ke 300 di Serie A musim itu ke gawang
Siena. Musim 2010-2011, ketika membela Milan menghadapi Palermo ia
mengalami cedera serius dan mengharuskannya absen hingga akhir musim.
Walaupun cedera tersebut dapat mengakhiri kariernya karena usianya pun
sudah tidak muda lagi untuk ukuran pesepakbola, Pippo masih optimis
dapat kembali merumput.
Karier Internasional

Gelar
• Serie A Young Footballer of the Year : 1997
• Capocannoniere : 1996–1997
• Pemain Terbaik Final Liga Champions : 2007
• Pencetak gol terbanyak asal Italy di kompetisi Eropa
• Pencetak gol terbanyak Milan di kompetisi Eropa
• Scirea Award 2007
• Penghargaan 5th Class / Knight : Cavaliere Ordine al Merito della Repubblica Italiana.
Piacenza
• Serie B : 1994–1995
• Serie B : 1994–1995
Juventus
• Serie A : 1997–1998
• Piala Super Italia : 1997
• UEFA intertoto cup : 1999
• Serie A : 1997–1998
• Piala Super Italia : 1997
• UEFA intertoto cup : 1999
Milan
• Serie A : 2003–2004, 2010–2011
• Piala Italia : 2002–2003
• Liga Champions : 2002–03, 2006–
2007
• Piala Super Eropa : 2003, 2007
• Piala Super Italia : 2004, 2011
• Piala Dunia Antar klub : 2007
• Serie A : 2003–2004, 2010–2011
• Piala Italia : 2002–2003
• Liga Champions : 2002–03, 2006–
2007
• Piala Super Eropa : 2003, 2007
• Piala Super Italia : 2004, 2011
• Piala Dunia Antar klub : 2007
Negara
Italia
• Piala Eropa U-21 : 1994
• Piala Dunia FIFA : 2006
IndividualItalia
• Piala Eropa U-21 : 1994
• Piala Dunia FIFA : 2006
• Serie A Young Footballer of the Year : 1997
• Capocannoniere : 1996–1997
• Pemain Terbaik Final Liga Champions : 2007
• Pencetak gol terbanyak asal Italy di kompetisi Eropa
• Pencetak gol terbanyak Milan di kompetisi Eropa
• Scirea Award 2007
• Penghargaan 5th Class / Knight : Cavaliere Ordine al Merito della Repubblica Italiana.
Berikut ini adalah beberapa fakta unik serta menarik dari Filippo Inzaghi :
• Saat usianya masih kecil, Inzaghi pernah mengalami patah kaki saat bermain bola di loteng bersama adiknya, Simone Inzaghi.
• Pemain depan yang handal di lapangan ini, ternyata menyukai tokoh kartun Mickey Mouse.
• Presenter Italy TV favoritnya adalah Alessia Marcuzzi yang juga adalah mantan kekasih dari Adiknya Simone Inzaghi.
• Filippo Inzagi punya gelar Diploma di Accounting.
• Dia pernah menonton pertandingan langsung di tribun stadion, Atalanta vs Inter, Inter vs Roma, Inter vs Milan.
• Meski sangat menyukai anak-anak, Inzaghi mengaku tidak terburu-buru untuk menikah.

• Inzaghi juga masuk dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah kompetisi Eropa sebanyak 70 Gol.
• Inzaghi pernah berduet dengan Del Piero di lini depan Juventus dan disokong oleh Zidane dari belakang.
• Inzaghi juga sering dalam posisi offside dan sering melakukan diving untuk mendapatkan tendangan bebas.
•
Inzaghi dan Vieri menjalankan sebuah usaha secara patungan. Mereka
mengelola sebuah restoran, meski saat masih bermain mereka berada di dua
club yang berbeda.
•
Walau belum menikah, jari manis Pippo dilingkari cincin emas. Setiap
merayakan gol-gol yang dicetaknya ia acapkali berlari seraya mencium
cincin itu. Kenangan siapakah itu, Pippo? “Ini bukan pemberian dari siapa-siapa. Ini cincin yang saya beli sendiri,” katanya.
Di dalam cincin itu tercantum nama-nama keluarga terdekatnya, seperti
nama ayah, ibu dan keponakannya, Tomasso, anak laki-laki Simone Inzaghi,
adik kandungnya.
Dia
adalah pemain yang tidak pernah merengek minta kenaikan gaji, tidak
pernah complain saat hanya dijadikan pemain cadangan. Dia juga tidak
pernah berpolemik di media.
Moto hidupnya adalah : “Sepuluh kali offside dan mencetak satu gol jauh lebih baik daripada tidak pernah offside tapi tidak pernah mencetak gol.”

Komentar