Persib Juara
Sebelom gue ceritain tentang ke- menangan Persib di Indonesia Super League 2014, gue akan ceritain me- review dari kemenangan pertama kali Persib di musim 1994-1995. Persib yang merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung adalah salah satu tim sepak bola Indonesia yang berasal dari Jawa Barat, khususnya wilayah Bandung. Catatan prestasi tim ini relatif stabil di papan atas sepak bola Indonesia, sejak era Perserikatan sampai ke Liga Indonesia masa kini. Klub Persib sendiri berdiri pada 14 Maret 1933 dan mempunyai julukan, yaitu Maung Bandung Pangeran Biru.
Sejarah Singkat Persib
Sebelum bernama Persib, di Kota Bandungberdiri Bandoeng
Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun1923. BIVB ini
merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa
itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian
diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris
daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di
depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan
pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ
Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM
Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani
kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo
Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin.
Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan
diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada
tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain
yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola
Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada
tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan
lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar
St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam
Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN,
HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi. Persib kembali masuk final kompetisi
perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua
tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari
Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara
kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan
sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond
Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah
Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan "kelas dua". VBBO
sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang
dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika
itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka
menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang
didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua
lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan "perang dingin" dan menjadi
perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan
sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNI
dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti
menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan
yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI,
Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA
(kini Stadion Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi
Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan
persepak bolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan
organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung
melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami
masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan
perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo
Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib
tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib
secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi
semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak
berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka,
Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu
memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar
di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib
di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu
prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota
kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali
datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama
yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan
perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha
menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib
didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H.
Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung
hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi
semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade
1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada
periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah
sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat
Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib
berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di
Jalan Gurame.
Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara
kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan,
Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada
tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994.
Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada
tahun 1950, 1959, 1966,1983, dan 1985.
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada
kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan
mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib
yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi
tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh
tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara
setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh
Sutiono Lamso pada menit ke-76. Persib juga pernah menjamu klub-klub
dunia seperti AC Milan
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung
menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke
Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim
berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal
sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik
yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar
Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar,
Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga
generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan
Persib pada saat itu.
Profil Pelatih
Nama : Djadjang Nurjaman
Tanggal Lahir : 30 Oktober 1964
Tempat Lahir : Bandung, Jawa Barat
Karir Kepelatihan :
2007-2008 Persib Bandung
- 2011 Pelita Jaya
- 2012- Persib Bandung
Sebagai pelatih, Djadjang merasakan gelar juara ketika menjadi
asisten pelatih Indra M. Thohir di Liga Indonesia (LI) I/1994-1995 dan
masih dipercaya hingga tahun 1996. Setelah itu ia lebih memantapkan
karier kepelatihan dengan menukangi PERSIB Junior (U-23). Pada tahun
2006 lagi-lagi ia mendapat kepercayaan sebagai asisten pelatih untuk
mendampingi Arcan Iurie. Setelah itu ia mengembangkan karier kepelatihan
di luar PERSIB, hingga pada tahun 2012, manajemen PERSIB mempercayakan
dirinya untuk menukangi tim sebagai Pelatih Kepala dalam mengarungi
Indonesia Super League tahun 2013.
Kembalinya ke PERSIB seolah mengulang romantisme juara dengan
rekan-rekannya di Liga Indonesia I. Namun kali ini ia menjadi pelatih
kepala, "abah" Indra Thohir sebagai Direktur Teknik, dan juga ia dibantu
oleh trio mantan pemain yang mengantarkan PERSIB juara LI I, yaitu
Anwar Sanusi, Asep Soemantri, dan Sutiono Lamso sebagai asisten pelatih.
Hasilnya tidak mengecewakan, di ajang turnamen pra musim Celebes Cup
yang digelar di kota Bandung, Djadjang mempersembahkan tropi juara
setelah di final mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 1-0.
Musim selanjutnya (2014) Djadjang masih didaulat sebagai pelatih
kepala, kali ini ia mengajak Herrie Setiawan, Asep Soemantri dan Anwar
Sanusi sebagai asisten pelatih.
Skuad Persib 2013-2014
Berikut dibawah ini adalah Nomor Punggung Skuad Persib di ISL 2013-2014
Penjaga Gawang:12 Shahar
78 Made Wirawan
1 M. Natshir
Pemain Bertahan:
22 Supardi Bek Kanan
13 M. Agung P Bek Kanan
18 Jajang Bek Kiri
6 Tony S Bek Kiri
16 Jufriyanto Bek Tengah
28 Abdul Rahman Bek Tengah
3 Vladimir Bek Tengah
Pemain Tengah:
24 Hariono Gelandang Bertahan
7 Atep Gelandang Bertahan
23 M. Ridwan Gelandang Kanan
15 F. Utina Gelandang Bertahan
10 Konate Gelandang Serang
8 Taufiq Gelandang Tengah
Pemain Depan:
19 Sigit H Second Striker
11 Rudiyana Striker
17 Ferdinand Striker
21 Djibril Striker
82 Tantan Second Striker
Jersey Home Persib ISL 2014 |
Jersey Away Persib 2014 |
Jersey Kiper Perib 2014 |
Perjalanan Persib Di Semifinal ISL 2014
Di Semifinal pada tanggal 4 November 2014 Persib bertemu tim besar asal Jawa Timur yaitu Arema, semifinal dilaksanakan di pulau Sumatra dan tepatnya di Stadion Jakabaring Palembang, Sumatra Selatan.
Daftar pemain di laga Persib vs Arema
Susunan Pemain Persib Bandung:
I Made, Supardi, Vujovic, Jufriyanto,
Tony S, Taufiq, Firman (C), Konate, Ridwan, Tantan, Ferdinand.
Cadangan Persib: Shahar Ginanjar, Agung Pribadi, Jajang Sukmara, Abdul Rahman, Atep, Hariono, Djibril Coulibaly.
Cadangan Persib: Shahar Ginanjar, Agung Pribadi, Jajang Sukmara, Abdul Rahman, Atep, Hariono, Djibril Coulibaly.
Susunan Pemain Arema Cronus:
A
Kurniawan, Igbonefo, Purwaka Yudi, Gathuessi, Alfarizi, Juan Revi,
Lopez, Bustomi (C), Hendro Siswanto, Beto, Gonzalez
Cadangan Arema Cronus: Wardhana, Benny Wahyudi, Sukadana, Jimi Suparno, Dendy Santoso, Sunarto, Samsul Arif.
Cadangan Arema Cronus: Wardhana, Benny Wahyudi, Sukadana, Jimi Suparno, Dendy Santoso, Sunarto, Samsul Arif.
Seperti yang telah diprediksi pertarungan ini akan berjalan ketat
karena skuad kedua tim yang hampir sama kelasnya. Pertarungan lini
tengah terlihat sekali di pertandingan malam hari ini. Beberapa peluang
didapat kedua kubu namun hingga akhir babak pertama skor masih imbang
0-0.
Babak kedua baru dimulai 1 menit Arema langsung menggebrak dan
berhasil memimpin berkat gol dari Alberto Goncalves di menit ke 46 hasil
umpan cantik dari Gustavo Lopez. Persib berhasil menyamakan kedudukan
melalui VUJOVIC di menit ke 83. Hingga akhir babak ke-2 skor 1-1.
Di masa perpanjangan waktu 2×15 menit Persib berhasil mencetak 2 gol
tambahan melalui ATep di menit 91 dan Makan Konate menit ke 112. Skor
akhir 3-1 Persib masuk ke final bertemu Persipura, dan Persipura sendiri menang atas Pelita Bandung Raya.
Persib 3 vs 1 Arema
Perjalanan Persib Di Final ISL 2014
Lalu di Final Perib bertemu tim asal Timur Indonesia yaitu Persipura pertandingannya ber- jalan pada tanggal 7 November 2014, dan masih di selenggarakan di Stadion Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan.
Persipura Jayapura:
Dede Sulaiman, Yohanis Tjoe,
Pierre Bio Paulin, Dominggus Fakdawer, Ruben Sanadi, Imanuel Wanggai,
Gerald Pangkali, Lim Jun Sik, Robertino Pugliara, Ian Kabes, Boaz
Solossa.
Persib Bandung:
I Made Wirawan, Supardi Nasir,
Vladimir Vujovic, Achmad Jufrianto, Tony Sucipto, Taufiq, Firman Utina,
M. Ridwan, Makan Konate, Tantan, Ferdinand Sinaga.
Persipura vs Persib skor
2-2. Persipura berhasil membuat gol cepat di menit ke 5 melalui Ian
Kabes. Persib yang mencoba mengejar masih belum mampu mengoyak gawang
Persipura.
Namun dari sebuah situasi tendangan
bebas hanya sesaat sebelum laga babak pertama berakhir Persib berhasil
menyamakan skor menjadi 1-1 setelah Imanuel Wanggai membuat gol bunuh
diri.
Babak kedua Persib berbalik unggul
setelah M Ridwan mencetak gol di menit ke 52. Namun Boaz kembali membawa
Persipura menyamakan kedudukan setelah membobol gawang Persib di menit
ke 79. Hingga akhir babak ke 2 skor 2-2.
Hingga akhir babak kedua skor imbang 2-2 dan pertandingan dilanjutkan ke babak extra time 2×15 menit.
Dibabak extra time kedua tim gagal
mencetak gol, pertandingan dilanjutkan ke babak adu pinalti. Di babak
adu pinalti Persib akhirnya unggul 5-3 setelah penendang ke 4 Persipura,
ALOM gagal menyarangkan bola.
Persib 5 vs 3 Persipura
Komentar