Tips Men-charge Baterai Smartphone Agar Berumur Panjang
Smartphone bisa digunakan untuk membantu mengerjakan banyak hal, mulai dari mengecek e-mail,
membaca berita, memotret, hingga aktivitas dengan berbagai media sosial
dan pesan instan. Sayangnya, dengan banyak fungsi tersebut, umur
baterai masih menjadi kendala.
Rata-rata smartphone saat ini memiliki waktu pakai 4-5 jam jika
digunakan secara intens. Tentunya waktu tersebut tidak cukup untuk menemani aktivitas penggunanya seharian. Berikut beberapa tips meng-charge smartphone yang baik dan benar agar baterai bisa berumur panjang.
1. Jangan menunggu sampai baterai sampai habis total
Jangan pernah membiarkan baterai Anda habis hingga mati total atau nol
persen. Berbeda dengan baterai zaman dulu yang berbasis nikel, jika Anda
melakukan charge baterai li-ion atau li-polimer sampai smartphone mati total, justru akan memperburuk kualitasnya dan memperpendek umur baterai. Karena, dalam waktu yang sama, proses charge baterai dari 0-50% akan memakan daya yang lebih besar dibandingkan charge dari 50-100%.
Banyak yang mengatakan agar baterai smartphone sebaiknya dibiarkan habis terlebih dahulu sebelum di-charge
kembali. Hal itu memang benar, tetapi itu hanya untuk baterai dengan
bahan nikel, yang saat ini sudah mulai ditinggalkan, sehingga saran di
atas sudah tidak relevan.
Smartphone-smartphone modern saat ini sudah menggunakan
baterai berbahan litium-ion, yang cara perawatannya pun juga berbeda
dari baterai bahan nikel.Baterai smartphone sebaiknya dijaga agar daya yang disimpan di dalamnya tetap di atas 50 persen atau minimal 20 persen.
Meski begitu, sesekali daya baterai juga perlu "dikuras" hingga habis, misalnya sekali dalam sebulan untuk keperluan kalibrasi.
2. Gunakan charger yang tepat
Meski smartphone Anda bisa menggunakan charger yang berasal dari merek lain, sebaiknya usahakan untuk tetap menggunakan charger
bawaannya. Hal tersebut untuk mencegah baterai terisi melebihi
kapasitas dan bisa menyebabkan baterai Anda meledak. Selain itu, charger bawaan smartphone saat ini biasanya sudah pintar, yang sudah mengusung fitur auto current cut, yang memutus arus ke baterai ketika baterai sudah penuh.
Menghubungkan baterai dengan charger melalui soket listrik
adalah cara yang paling direkomendasikan. Walau saat ini diperkenalkan
metode pengisian ulang baterai secara nirkabel, metode tersebut juga
menghasilkan panas yang tidak baik untuk baterai.
Metode menghubungkan charger dengan soket listrik juga lebih cepat dan aman jika dibanding menghubungkan smartphone dengan USB komputer atau laptop menggunakan kabel data/charger.
Metode menghubungkan charger dengan soket listrik juga lebih cepat dan aman jika dibanding menghubungkan smartphone dengan USB komputer atau laptop menggunakan kabel data/charger.
3. Jangan melakukan isi ulang baterai hingga penuh
Selain jangan menunggu sampai baterai habis total, begitu pula saat Anda melakukan charge. Cara terbaik menjaga baterai lithium-ion atau lithium-polimer pada smartphone bertahan hingga lama adalah mencabut charger sebelum baterai Anda benar-benar penuh dan menjaga baterai di sekitar angka 40-80%. Meski saat ini baterai smartphone sudah bisa menghentikan charge
saat sudah terisi penuh, sebaiknya hindari berlama-lama melakukan
charge karena bisa membuat baterai menjadi panas atau menggelembung.
4. Jangan "di-charge" semalaman
Kebiasaan membiarkan baterai terhubung dengan charger semalaman sambil ditinggal tidur juga ternyata tidak baik. Walau beberapa charger
bisa memutus arus listrik jika daya sudah terisi 100 persen, membiarkan
baterai selalu berada dalam kondisi 100 persen terisi juga tidak baik.
Mengisi baterai sebentar saja hingga terisi penuh secara berkali-kali malah lebih baik untuk kesehatan baterai dibanding dibiarkan dalam kondisi nol persen atau 100 persen secara terus-menerus.
Baterai litium juga rawan jika dibiarkan sering kehabisan daya sebab baterai tersebut juga memiliki komponen yang bisa digunakan untuk merusak baterai sendiri untuk mencegah agar baterai tidak meledak. Walau tidak terjadi tiap hari, pengguna wajib waspada.
5. Hindari tempat yang panas
Hindarkan smartphone dari tempat-tempat yang panas, misalnya di dashboard mobil di bawah kaca depan mobil, walau smartphone dalam keadaan mati sekali pun. Sebab, panas yang terpapar bisa merusak baterai.
Baterai litium idealnya disimpan dalam suhu 15 derajat celsius. Suhu ekstrem yang bisa ditangani adalah antara minus 40 hingga 50 derajat celsius.
Mengisi baterai sebentar saja hingga terisi penuh secara berkali-kali malah lebih baik untuk kesehatan baterai dibanding dibiarkan dalam kondisi nol persen atau 100 persen secara terus-menerus.
Baterai litium juga rawan jika dibiarkan sering kehabisan daya sebab baterai tersebut juga memiliki komponen yang bisa digunakan untuk merusak baterai sendiri untuk mencegah agar baterai tidak meledak. Walau tidak terjadi tiap hari, pengguna wajib waspada.
5. Hindari tempat yang panas
Hindarkan smartphone dari tempat-tempat yang panas, misalnya di dashboard mobil di bawah kaca depan mobil, walau smartphone dalam keadaan mati sekali pun. Sebab, panas yang terpapar bisa merusak baterai.
Baterai litium idealnya disimpan dalam suhu 15 derajat celsius. Suhu ekstrem yang bisa ditangani adalah antara minus 40 hingga 50 derajat celsius.
Komentar