Friendzone


Friendzone (atau dalam bahasa Indonesia artinya zona teman) adalah keadaan di mana gebetan kamu hanya menganggap kamu sebatas seorang teman, gak lebih.
Gimana? Nyesek kan? Banget.
Kenapa gue bikin postingan ini karena gue baca-baca di twitter  ada yang gatau apa itu friendzone, ada yang bingung, bagaimana caranya keluar dari zona friendzone, ada yang sedang terjebak friendzone, ada yang bingung, "kok bisa masuk zona friendzone" dan bla bla bla lainnya.


Friendzone, Istilah yang sedang ngetrend saat ini

Ada satu cewek yang menurut gue perfect dan gue bangetlah pas pertama kenal di chatting lalu ketemuan, dia itu tipe gue banget, tapi sayangnya tuaan dia 1 tahun dibanding gue. Pas kita berdua chatting di Facebook, Twitter maupun BBM sama sama nyambung satu sama lain, pas ketemu juga asik banget orangnya. Dan ada saatnya gue nembak dia di waktu yang menurut gue pas banget buat nembak dia, dan kata kata romantis telah keluar begitu saja dari mulut gue, dan dia berkata,"Liat Aja Nanti Yah" nah cowok mana juga kalo udah dia menyatakan perasaannya terhadap cewek yang dia suka sejak lama di jawab gitu, kan kalo gitu merasa digantung oleh ceweknya. Nah berarti selama ini dia masih naggep gue temen doang dong. Dari sinilah gue sadar kalau banyak dari gebetan gue yang pernah gue deketin hanya menganggap gue sebagai temannya, gak pernah lebih dari itu. Sakit hati? Banget. Iya. Banget, bro.
Nah, dari kisah gue di atas, gue mau ngasih tips nih apa aja tanda-tanda orang yang sudah masuk ke dalam friendzone, supaya kalian yang udah terlanjur masuk ke dalam zona ini bisa cepat menghindar dan gak terjebak terlalu dalam. Apa sajakah itu?

1. Selalu jaga jarak ketika jalan berdua
Gejala pertama ini merupakan pertanda awal kalau kamu udah memasuki friendzone. Ketika kamu ada waktu untuk ngajak si dia pergi berdua, dia malah selalu jaga jarak. Iya, walaupun kamu bisa selalu dekat dengannya, tapi kamu gak bisa untuk berduaan seperti orang-orang yang punya hubungan spesial. Apalagi ketika kamu jalan berdua, dia selalu ngomongin tentang gebetannya. Nyesek. Banget. Pasti. Padahal saat itu kamu ingin mengeluarkan kata-kata "manis" supaya dia luluh atau melting, tapi yang kamu dapat malah mendengarkan keluh-kesah tentang gebetannya. Ahh, dipikir-pikir emang ribet juga ya. Kalau ceritanya udah kayak gitu, berarti dia menganggap kamu hanya sebatas teman biasa. 
Untuk para cowok, kalau kalian ngajak gebetan pergi jalan-jalan berdua naik kendaraan, sepeda motor misalnya, coba lihatlah cara si doi duduk, kalau doi duduk menjauh dari kalian dan lebih memilih untuk memegang besi belakang motor daripada pinggang kalian, bisa dipastikan kalau selain udah memasuki friendzone, kalian juga udah merangkap menjadi ojek-zone.
2. Gak ada kontak fisik
Pernah gak sih kamu ngerasa kalau tiba-tiba tanganmu gak sengaja disentuh sama si doi? Yang pasti kamu bakal ngerasa senang banget kan kalau orang yang kamu suka tiba-tiba nyentuh apalagi menggenggam tangan kamu begitu aja. Hal itu disebabkan karena setiap orang punya ketertarikan pada lawan jenis dan naluri untuk bersentuhan pasti ada. Tapi kalau misalnya si doi selama ini gak pernah ngelakuin hal kayak gitu dan selalu mencoba untuk menghindar, udah dipastikan kamu hanya dianggap sebagai teman.

3. Dia gak pernah penasaran dengan hidup kamu
Kalau dia emang benaran suka melebihi seorang teman, pastinya dia selalu mau tahu banget kabar tentang kamu, mulai dari aktivitas sehari-hari sampai hal yang pribadi. Mungkin istilah zaman sekarang tuh namanya "kepo". Iya, kepo. Tapi kepo-nya tuh bermaksud untuk perhatian, bukan untuk mencampuri setiap urusan di kehidupan kamu. Oleh karena itu, kalau kamu merasa si doi gak pernah menanyakan atau sekadar ingin tahu kehidupan kamu lebih dalam, bisa jadi itu pertanda kalau dia cuma menganggapmu sebagai teman.
4. Dia menghubungimu hanya ketika sedang butuh sesuatu
Tanda-tanda yang terakhir ini pasti yang paling nyesek dari beberapa tanda-tanda yang udah gue jelasin di atas. Kenapa? Karena dia menghubungimu hanya ketika lagi butuh, tapi kalau udah enggak ada masalah, dia pun langsung menghilang begitu aja dan gak menghubungi kamu lagi. Iya, gejala yang satu ini emang seperti gejala kalau kamu juga di-PHP-in sama dia. Kalau misalnya dia juga punya perasaan lebih, pasti dia akan berusaha untuk selalu dekat dengan kamu. Salah satunya dengan mencoba menghubungimu setiap hari.
Contohnya aja begini, kamu selalu mengirimkan SMS atau BBM ke dia, tapi gak pernah dapat balasan, alasannya sih karena si dia lagi sibuk. Tapi suatu ketika, dia tiba-tiba menjadi dekat lagi dengan kamu. Dia jadi selalu menghubungimu lewat SMS atau langsung menelfon (kalau banyak pulsa) untuk meminta bantuan atau curhat tentang masalah yang sedang dihadapi, masalah dengan gebetannya misalnya. Jadi kalau udah kayak gini, mendingan kamu move-on aja ke hati yang baru, daripada kamu stuck pada satu hati yang cuma menganggap kamu teman, tapi kamu meminta untuk lebih.
Tapi mau sampai kapan? Nah, Hipwee mau ngasih sedikit tips yang mungkin bisa membantu melepaskan kamu dari jeratan friendzone:

1. Stop jadi orang yang terlalu baik

Umumnya, orang yang rentan di-friendzone adalah mereka yang dianggap “cowok/cewek manis”. Bukan manis mukanya ya, emangnya mukamu donat? Maksudnya cowok/cewek manis di sini adalah kamu selalu memperlakukan si dia begitu baik. Kamu selalu berusaha membuat dia merasa nyaman.
Kamu tertarik sama dia, jadi wajar kalo kamu ingin selalu ada buat dia untuk mendengarkan keluh kesahnya. Tapi kamu gak mau (atau gak berani) berusaha lebih untuk “merayunya” ke dalam hubungan yang lebih jauh. Kamu enggan merusak persahabatan kamu dengan menunjukkan ketertarikanmu padanya, atau dengan bergerak lebih jauh -misalnya nembak dia.
Kamu akan cenderung mengesampingkan perasaanmu dan menganggap perasaannya jauh lebih penting. Ketika si dia berkeluh kesah soal perasaannya ke orang lain, kamu dengan senang hati mendengarkan, meski dalam hati kamu menangis. Padahal perasaanmu juga penting, dan menyampingkan perasaan sendiri lama-lama bisa bikin kamu minder lho.

Solusi:

Berhentilah terus-terusan berusaha selalu ada untuknya. Jadilah orang yang misterius dan susah ditebak, karena orang cenderung lebih mudah menyukai orang yang membuat mereka penasaran. Gak usah terlalu takut membuat mereka gak nyaman atau kecewa, karena perasaanmu sama pentingnya. Carilah kesibukan yang gak melibatkan si dia.

2. Jangan terlalu mengemis cinta

Nah, yang ini justru kebalikan yang di atas. Kamu bukan tipe orang yang pasif seperti di atas. Malah, kamu udah ngasih banyak sinyal cinta untuk si dia. Tapi tetap aja di-friendzone.
Well, coba kaji ulang sikapmu ke dia, sinyal cinta yang kamu kasih berlebihan gak?
Seringkali kamu di-friendzone sama gebetan karena sikapmu ke dia sudah berlebihan: begitu putus asanya kamu mau menjalin hubungan, sampai kamu jadi pengemis cinta. Kamu bahkan menjadikan dia semacam panutan, karena bagimu dia itu sempurna.
Yah, beryukur aja dia masih mau mem-friendzone kamu. Karena harusnya si dia malah sudah ilfil sama kamu.

Solusi:

Rileks! Gak usah terburu-buru dan hindari memperlihatkan kelemahanmu padanya. Dengan jadi pengemis cinta, nilai kamu di matanya justru jatuh. Karena balik lagi ke poin awal, menjadi misterius dan susah ditebak itu wajib. Jangan buka kartumu sekaligus. Lagipula, kamu mungkin akan bertemu dengan orang yang lebih pas, jadi gak perlu memperlakukannya seakan dia itu segalanya.

3. Bandingkan pandangan kalian masing-masing tentang pacaran

Jadi, ceritanya kamu udah jadi sahabat yang baik, menyenangkan sekaligus susah ditebak, tapi kenapa dia masih belum tertarik juga sama kamu?

Mungkin kamu berpikir bahwa hubungan pacaran adalah hubungan persahabatan yang dibumbui keintiman fisik. Gak salah sih, tapi si dia belum tentu punya persepsi seperti kamu. Mungkin dia punya batasan yang berbeda tentang hubungan pertemanan dan pacaran, atau si dia perlu menemukan figur tertentu agar bisa jatuh cinta.
Jadi, kamu di-friendzone mungkin karena dia gak menemukan figur yang membuatnya tertarik pada dirimu. Waduh!

Solusi:

Cari tahu apa yang si dia harapkan dari seorang pacar. Lalu putuskan apakah kamu mau jadi seperti itu atau nggak. Kalo memang gak sreg sama kepribadianmu, gak usah memaksa untuk menjadi seseorang yang bukan dirimu.

4. Sentuhlah dia

Bagi banyak orang, perbedaan antara hubungan  persahabatan dan pacaran ada di cara menyentuh. Ada cara platonik dan ada cara romantis, dan batasannya berbeda untuk masing-masing orang. Kamu tertarik pada si dia dan ingin menyentuhnya, tapi kamu terlalu takut jika caramu salah dan akhirnya kamu gak berani menyentuhnya sama sekali.

Solusi:

Sentuh rambutnya atau rangkul pundaknya. Jangan nunggu dia untuk menyentuhmu. Kamu bisa mencoba mengulurkan tanganmu untuk membantunya ketika dia ketika turun tangga atau mencoba menggandengnya di keramaian. Lalu perhatikan reaksinya. Kalau dia memang nggak suka, pasti dia menunjukkannya. (Dan kalau dia nggak suka, kamu nggak boleh maksa!)
Ingat juga kalau gebetanmu mungkin orang yang terbuka, yang menganggap merangkul dan memeluk itu biasa dalam pertemanan. Jadi jangan ge-er dulu. Coba perhatikan apa sikapnya itu berlaku ke semua sahabatnya atau cuma ke kamu aja.

5. Move-on!

Kamu udah melakukan semua hal di atas. Kamu udah meninggalkan kebiasaan lama kamu dalam PDKT, kamu udah menjadi seseorang yang dia harapkan untuk dijadikan pacar, dan kamu udah berhasil menyentuh dia. Tapi dia masih aja menganggapmu cuma teman.

Solusi:

Ya udah, relain aja. Mungkin dia memang gak tertarik sama kamu. Rasa ‘kan gak bisa dipaksa. Meskipun kamu masih ada perasaan sama dia, lebih baik jadi teman biasa aja. Jadi kamu gak perlu merasa cemburu karena dia jalan sama orang lain. Masih banyak ikan di lautan kok.




Ingat bahwa kebahagiaanmu kamu sendirilah yang menentukan.Semoga sukses lepas dari jerat  friendzone!

 


 


 


 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Curva Sud vs Curva Nord

Anak muda jaman sekarang part 2

Perjalanan Der Panzer di Piala Dunia 2014 Brazil