9 Hal yang perlu diketahui oleh seorang MILANISTA



Tinggalkan sejenak kalimat memuak an, "born to be milanisti" yang kerap kalian jadikan status bbm, atau bio di twitter dan yang lebih parahnya lagi menjadikan design kaos, karena kalimat tersebut adalah rekayasa paling nyata dikehidupan ini.
Tidak ada satu orang pun yang benar-benar terlahir sebagai Milanista, bahkan Herbert Kilpin sekali- pun. Menjadi Milanista adalah sebuah pilihan, dasarnya bisa beragam. Tapi yang pasti karena mau, mau mendukung, mau mencintai, mau menggilai ataupun itu yang dijadikan ungkapan penggambar- an bahwa "gue, Milan banget!". Adalah sebuah dosa besar jika kalian menasbihkan diri sebagai seorang Milanista tapi tidak mengetahui 9 hal yang paling mendasar yang harus diketahui seorang yang "gue, Milan banget!" yang sudah terjadi didepan mata kalian ini.



1. Milano

Ultras Sud Milano
Milano adalah bahasa Italia, atau mediolanum dalam bahasa latinnya adalah 'Di Tengah Hamparan' adalah sebuah kota yang menjadi basis dari klub yang pernah mendapat julukan "The dream Team" tersebut. Kota ini terletak di- sebelah utara Italia, dan sekaligus sebagai ibukota wliayah Lombardia. Kota yang total luasnya sekitar 70.18 milini adalah pusat ekonomi dan keuangan bagi negara Italia.
Milanisti Indonesia
Kota ini dahulu disebut sebagai Mailand, yang merupakan masih nama dari Milan, namun dalam ejaan Bahasa Jerman. Kota yang di dalamnya terdapat Gereja Santa Maria delle Grazie (Gereja yang menampilkan karya dari seniman angkuh nan genius, Leonardo Da VinciThe Last Supper) ini mempunyai salah satu pusat belanja tertua di dunia, yaitu Galleria Vittorio Emanuele.Giorgio Armani, Pirelli, Motta, Dolce & Gabbana dan masih banyak lagi yang lainnya, adalah perusahaan-perusahaan yang produknya bisa jadi sedang kalian “konsumsi” (setidaknya pernah kalian lihat atau yang lebih buruknya, pernah kalian dengar/baca) yang ada dikota berpenduduk sekitar 1,3 juta jiwa ini.


2. Internazionale


Curva Nord Milano
Jika kalian bertanya pada seseorang “apa yang akan kau sebut, jika mendengar Ac Milan?” orang netral pasti akan dengan sangat cepat menjawab “Inter”. Tentu jawaban dari pertanyaan tersebut akan berbeda jika kalian tanyakan pada seorang Milanista, kemungkinan dia akan menjawab “Angels!”  ||*oke, itu cuma bagi gue.
Internisti Indonesia
Lahir 9 tahun setelah Milan, menjadi sebuah kewajaran jika sampai saat ini Inter tidak pernah bisa menyamai level sang kakak. Dan menjadi sebuah kewajaran pula jika Interisti tidak lebih banyak dari Milanisti diseluruh dunia. Satu-satunya hal menyenangkan menjadi seorang Interisti adalah klub pujaannya tersebut berjaya disaat era digital sudah dimulai, sehingga membuat mereka tak perlu kerepotan mencari dan mendapatkan dokumentasi prestasi klub kebanggannya tersebut.Inter Milan adalah pecahan dari MFBCC yang kala itu para pembelotnya tak terlalu suka pada kerasisan Milan kala bernama MFBCC yang hanya didominasi orang-orang dari Italia dan Inggris.


 3. Legend

“Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghormati Jasa Pahlawan- nya” – Soekarno, (Pidato Hari Pahlawan, 10 november 1961) Pidato dari mulut Sang Proklamator ini adalah awal dari terciptanya kalimat, “Fans Club yang besar adalah Fan Yang Masih Menghargai Legendanya”
Dalam era ketika informasi bagai udara yang dapat dinikmati kapan saja dan dimana saja saat ini adalah hal konyol jika kalian tidak tahu menahu nama-nama macam Cesare Maldini, Gianni Rivera, Franco Baresi, Marco Van Basten, George Weah, hingga emmm…Kaka. “saya lahir tahun 1999, dan tahun 2010 saya baru menjadi Milanista. Jadi saya tidak tahu apa-apa soal sejarah Milan sebelum saya lahir” Kalimat diatas adalah contoh sebuah kebutaan fanatisme – oh, ada sebutan yang lebih familiar, Fans Karbitan – dengan kata lain, seorang yang “gue Milan banget!” adalah mereka yang tau makna menghargai legenda. Bisa dengan hafal akan sejarah pemain tersebut atau – setidaknya – tidak menghina atau mengolok-olok para pemain yang pernah membawa kejayaan untuk Milan.

4. Associazione

Dalam bahasa Indonesia berarti Asosiasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan Asosiasi sebagai perkumpulan orang yg mempunyai kepentingan bersama / pembentukan hubungan atau pertalian. Dari sinilah muncul ungkapan bahwa Milan bukan sekedar klub sepakbola – yang notabene memberi nama FC (Football Club) – dan itu sudah terbukti dengan tulisan yang berada di pusat pelatihan Milan, Centro Sportivo Milanello “Kami bukan sebuah klub sepak bola, tapi hanya orang-orang yang mencintai Ac Milan.”
Dan, bisa jadi ini juga yang melandasi kalimat yang kerap diucapkan teman-teman Milanisti Indonesia, “Lebih dekat dari saudara, lebih besar dari keluarga.”

5. Nordahl

Lupakan sejenak nama Pippo Inzaghi yang menjadi Top Scorer Milan dipentas Eropa, atau Andriy Shevchenko yang tercatat sebagai pemain paling banyak mencetak goal pada laga Derby della Madonnina, serta Marco Van Basten yang tiga kali meraih BALLON D’OR kala berseragam Merah-Hitam. Karna kita sedang membicarakan striker paling subur (Paling, not Eyang) dalam sejarah klub ini.
Gunnar Nordahl nama lengkapnya, adalah top scorer sepanjang masa hingga saat ini. Ia bukan saja tercatat sebagai pencetak goal terbanyak Milan di Liga, tapi juga diseluruh kompetisi yang diikuti Milan. Pria yang meninggal pada usia 73 ditahun 1995 ini mencetak 221 gol untuk Milan disemua ajang kompetisi, bahkan namanya tercatat sebagai pemain (nomor 3) yang paling banyak mencetak goal di Serie A dibawah Silvio Piola (1) dan Francesco Totti (2).
Meski hanya menyumbangkan dua titel scudetto untuk Milan, pemain asal Swedia ini lima kali menjadi Capocannonieri. Toheran tersebut diraihnya tahun, 1950, 1951, 1953, 1954, 1955. Pada tahun 1952 ia hanya kalah 4 goal dari John Hansen (Juventus) yang memuncaki daftar pencetak goal terbanyak dengan 30 goal.

6. Italia

Milanisti tapi tak tahu akan Italia (dalam hal ini timnas sepakbola -nya) sama seperti mendengar ungkapan “Bali lebih terkenal ketimbang Indonesia” atau “Orang luar negeri hanya tau Bali. bukan Indonesia” dan itu menyebalkan. Timnas Italia adalah salah satu negara yang paling diuntungkan oleh kejayaan Milan. Bagaimana tidak, pelatih pertama yang membawa Gli Azzurri mengangkat Jules Rimet (trophy piala duniayaitu pada tahun 1934 dan diikuti sukses tahun 1938 adalah mantan pelatih MilanVittorio Pozzo yang melatih Milan pada 1924-26.Total Italia sudah mengemas 4 FIFA World Cup Trophy setelah berhasil kembali mengangkatnya pada tahun 1982 dan 2006 silam.Saat ini, Italia berada di peringkat 8 Rangking FIFA unggul…. *sebentar*..unggul 162 peringkat dari timnas kita, Indonesia di peringkat 170.Dimasa sepakbola modern saat ini, era keemasan timnas Italia memang terjadi pada tahun 2006, dimana mereka berhasil menjadi juara di Jerman. Namun, melihat komposisi pemain dari tiap klub di Serie a, rasanya tak akan lama lagi Trophy ke-5 FIFA World Cup diarak  keliling kota Roma.

  

7. San Siro

Adalah Piero Pirelli (Presiden Milan kala itu) yang menggagas pembangunan stadion yang resmi dibuka pada 19 september 1926. Stadion yang dikini menjadi home base dua klub dari kota Milan ini, awalnya markas rossonerri. Namun masalah finansial yang melanda kubu merah-hitam memaksa mereka melego stadion ini kepada pemerintah kota pada 1935. baru pada tahun 1947 Inter menyewa stadion ini untuk markas mereka, dan sejak saat itulah stadion berkapasitas 80.074 ini digunakan kedua kubu. Pada 3 Maret 1980, stadion ini diberi nama Giuseppe Meazza, sebagai penghormatan untuk pemain tersebut yang berhasil membawa timnas Azzurri berjaya pada Piala Dunia 1934 dan 1938. Rencananya stadion ini akan kembali dimodernisasi setelah sebelumnya sempat terjadi pada tahun 1987 dalam rangka persiapan Piala Dunia di Italia tahun 1990.

  

8. Tridente

Ruud Gullit, Van Basten dan en Rijkaard






Jauh sebelum tridente di gambar itu, Milan sudah memiliki trisula maut pada dekade 50an. adalah Gunnar Green, Gunnar Nordahl, dan Nils Liedholm. sama seperti trisula digambar yang satu kewarganegaraan, GreNoLi –begitu biasa disebut– juga memiliki kewarganegaraan yang sama, yaitu Swedia. Pada masanya, Milan berhasil merajai Eropa dan Menggila di Italia. Namun untuk gelar personal, Trisula Gullit, Basten dan Rijkaard lebih mentereng. dua dari tiga kompeni tersebut mendapatkan gelar Ballon d’Or, Basten bahkan mendapatkan penghargaan tersebut 3 kali (1988, 1989, 1992) sedangkan Gullit lebih dulu menyandangnya pada tahun 1987. Dan kini, di era baru Milan akan lahir Tredente baru, yang semoga saja juga berasal dari negara yang sama, Italia.

 

9. Angels

 Indonesia Morning Show - Milanisti Angels


One Stop Football  Milanisti Angels

 

#ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan #ForzaMilan















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Curva Sud vs Curva Nord

Anak muda jaman sekarang part 2

Perjalanan Der Panzer di Piala Dunia 2014 Brazil